Jalan-jalan di perkampungan suku Baduy/Badui memang menawarkan pengalaman menarik dan seru, seperti melalui tapal batas di antara dua zaman, saat ini dan masa lalu. Berwisata di kampung Badui, selain melakukan perjalanan wisata berbeda dengan suasana yang jauh dari hiruk pikuk kota, tenang, tenteram, dan jauh dari gemerlap modernisasi, di tempat ini dapat melihat langsung nilai etnik dan kearifan lokal yang masih bertahan di masyarakat Baduy.
Jalan-jalan Seru di Wisata Kampung Baduy
Aura adat leluhur Sunda sangat terasa di sini. Di tengah kemajuan teknologi yang semakin pesat, kampung baduy masih mempertahankan kearifan lokalnya. Masyarakat suku Baduy atau biasa disebut urang kanekes ini masih menjalankan adat istiadat serta pakem-pakem yang diwariskan nenek moyang. Mereka hidup tanpa terpengaruh kemajuan zaman yang berada di luar lingkungan mereka.
Wisata ini cocok bagi keluarga yang hobi menjelajah atau hiking. Karena itu, jika membawa anak-anak di bawah usia 12 tahun atau orang tua di atas 45 tahun tidak dianjurkan berwisata ke sini mengingat kondisi wisata alam Baduy sangat membutuhkan stamina yang kuat, seperti halnya wisata Hidden Canyon Beji Guwang Sukawati Bali.
Selain itu, jika ingin berkunjung ke sana, sebaiknya perhatikan waktu atau bulan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Sebab, di Baduy Dalam memiliki aturan sendiri soal jadwal kunjungan. Di Baduy Dalam ada tata tertibnya untuk pengunjung. Ada batas dan aturannya yang memang harus dipatuhi.
Selama bulan Kawalu, tiga bulan berturut-turut tertutup untuk pengunjung. Bulan Kawalu ini merupakan masa panen berturut-turut pada bulan Februari hingga April. Jadi pengunjung tidak boleh masuk ke Baduy Dalam.
“Kawalu dilaksanakan mulai Februari dan selesai di April. Kami akan ada ritual adat. Kalau di Islam seperti halnya Idul Fitri,” ujar salah satu tokoh adat Baduy, Ayah Mursid kepada KompasTravel.
Perlu diketahui bahwa wilayah Baduy terdiri dari dua bagian, yakni Baduy luar yang terdiri dari 94 dusun dan Baduy dalam, terdiri dari 3 dusun. Masyarakat Baduy luar sudah bercampur dengan modernitas sedangkan Badui Dalam sama sekali tidak terjamah dunia luar dan masih memegang teguh konsep Pikukuh (alami atau apa adanya, tidak menerima apapun dari perkembangan zaman).
Baduy luar menggunakan pakaian warna gelap seperti hitam menandakan sudah ‘kotor’ tidak suci lagi sedangkan Baduy Dalam menggunakan pakaian serba putih karena masih suci dan memegang teguh adat Pikukuh.
Akses Menuju Wisata Kampung Baduy
Suku Baduy menetap di wilayah Banten, Kabupaten Lebak. Banten. Akses menuju ke sana dari Jakarta dapat menggunakan kereta, bus atau kendaraan pribadi.
- Jika menggunakan bus, cobalah mencari jurusan ke Terminal Mandala. Setelah sampai di Mandala, dilanjutkan naik elf menuju Ciboleger. Jika tidak ada, Anda bisa naik angkutan umum menuju terminal Aweh baru dilanjutkan naik mobil menuju Ciboleger.
- Jika menggunakan kereta api yaitu naik dari Stasiun Tanah Abang untuk menuju Stasiun Rangkasbitung. Setelah tiba di Rangkasbitung dapat dilanjutkan naik angkutan umum menuju terminal Mandala kemudian dilanjutkan menuju Desa Ciboleger Badui Luar
Desa Ciboleger merupakan pintu gerbang menuju Kampung Badui, tempat terakhir kendaraan diperbolehkan masuk. Tempat ini merupakan tempat pendaftaran untuk berwisata di sana, Anda harus mengisi buku tamu terlebih dahulu. Di tempat ini juga disediakan porter atau pengangkut barang dari suku Badui sendiri.
Untuk menuju tempat tinggal suku Badui dari Desa Ciboleger dapat dilalui dengan jalan kaki menyusuri jalan setapak. Terdapat pemandangan perkebunan, sungai, perkampungan Badui luar, hutan lindung, jalanan berliku, menanjak dan menurun yang menambah keseruan selama perjalananan. Untuk memasuki suku Badui Dalam membutuhkan waktu sekitar 5-6 jam dengan berjalan kaki.
Selain melalui Ciboleger, sejak akhir November 2017, Pertamina membuka jalur baru menuju Desa Baduy Dalam melalui Cijahe. Di sini, Pertamina membantu pembangunan fasilitas umum penunjang Desa Wisata Badui. Hal ini dilakukan Pertamina untuk mengembangkan potensi masyarakat adat Baduy baik dari segi pariwisata maupun ekonomi kreatif.
Jalur baru tersebut berada di Desa Kebon Cau Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak. Di lokasi itu, terpampang Gapura Desa Wisata, Saung Informasi, akses jalan batu Cijahe-Cibeo dan Danau Dandang-Desa Campaka, pembangunan jembatan, toilet umum dan instalasi tempat sampah serta pipanisasi jalur air bersih.
Tips Berwisata Ke Kampung Baduy
Berikut ini beberapa tips yang harus dilakukan sebelum mengunjungi perkampungan suku Baduy:
- Untuk masuk ke perkampungan Badui, tidak diperkenankan untuk membawa kendaraan sehingga pastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan fit. Kendaraan hanya bisa digunakan sampai batas Desa Ciboleger atau Desa Kebon Cau, desa terakhir suku Baduy. Semua aktivitas dilakukan dengan berjalan kaki.
- Sebelum masuk ke area perkampungan Baduy, Anda harus menyiapkan bahan logistik karena di sana tidak tersedia pasar atau toko kelontong kecuali di Desa Ciboleger desa terakhir perkampungan Badui luar. Bahan logistik ini untuk perlengkapan makanan kita selama menginap di sana. Bawalah ikan asin, beras, mie instan, dan sayur. Masyarakat Baduy sangat suka ikan asin.
- Gunakan sepatu dan sandal gunung selama di sana mengingat medan jalan yang tidak seperti di kota demi menjaga kenyamanan kaki. Selain itu di dalam kampung Baduy tidak terdapat aliran listrik sehingga kita perlu membawa senter atau headlamp untuk penerangan pribadi. Kamera atau ponsel dapat dibawa akan tetapi ketika masuk ke bagian Baduy Dalam dilarang untuk mengeluarkannya. Peralatan modern tidak diperbolehkan untuk digunakan di Baduy Dalam.
- Oleh-oleh Tak lengkap jika tidak membawa oleh-oleh atau buah tangan. Di sana banyak dijual souvenir buah karya masyarakat Baduy seperti tenun, gantungan kunci, gelang, tas, syal yang terbuat dari akar dan tumbuh-tumbuhan. Selain itu dijual juga madu atau nira gula merah.
Jalan-jalan Seru di Wisata Kampung Baduy – Kanal Wisata