Museum Timah Muntok Pulau Bangka

Kota Muntok merupakan kota legendaris di wilayah barat Pulau Bangka yang sarat destinasi penting bagi perjalanan sejarah dan perekonomian Bangka Belitung. Berkunjung ke Pulau Bangka tak lengkap rasanya jika belum mengunjungi Museum Timah Indonesia Muntok. Museum yang dicat warna putih ini mampu merefleksikan sejarah Kota Muntok yang tak lepas dari geliat usaha pertambangan timah.

Museum Timah Indonesia Muntok

Museum Timah Indonesia Muntok dibuka untuk umum sejak tanggal 7 November 2013. Bangunan museum ini kental khas arsitektur Eropa yang merupakan warisan sejarah dan dibuat pada zaman kolonial Belanda.

Dulunya, bangunan Museum Timah Muntok  berfungsi sebagai kantor divisi pertimahan Belanda yang kemudian sempat diambil alih oleh bala tentara Jepang. Setelah kemerdekaan Indonesia, bangunan setinggi tiga lantai ini kondisinya sempat terabaikan. Beberapa bagian bangunan ada yang lapuk dan runtuh. Upaya konservasi kemudian dilakukan oleh PT Timah Tbk, hingga akhirnya dijadikan museum yang terbuka untuk masyarakat umum.

Di dalam museum bisa ditemukan berbagai replika alat-alat pertambangan timah, alat tenun, atribut prajurit masa perang dunia kedua, serta disediakannya tayangan audio visual terkait peristiwa-peristiwa bersejarah. Selain berfungsi sebagai museum, ruang yang ada di lantai dua juga digunakan sebagai perpustakaan dan ruang pertemuan yang mampu menampung hingga 100 orang peserta. Bangunan museum telah direnovasi, namun tidak mengubah struktur utamanya dikarenakan setiap bagian dari museum ini berisikan nilai sejarah.

Ketika menjelajahi museum ini, Anda akan mendapatkan sembilan galeri. Galeri pertama, Anda akan menemukan lintas sejarah Bangka dan Muntok. Galeri kedua, tentang bagaimana sosial budaya Muntok, ketiga tentang sejarah PD II di Muntok, keempat menceritakan sejarah pengasingan Bung Karno di Muntok selain pengasingan BK di Ende, kelima berisikan seputar geologi dan eksplorasi, keenam dan ketujuh menginformasikan tentang sejarah pengetahuan penambangan darat dan laut, kedelapan berisi pengetahuan peleburan timah, dan terakhir atau galeri kesembilan yaitu sarana dan prasarana kreasi anak zaman.

galeri museum timah


Di ruang galeri Geologi dan Eksplorasi serta Galeri Tambang Darat dan Tambang Laut dipamerkan peta pertambangan timah di dunia dan Indonesia, alat untuk mengukur kandungan timah, alat pemetaan wilayah, jenis-jenis timah mentah, dan alat eksploitasi timah.

Hanya ada dua tempat di Indonesia yang memiliki kandungan timah besar yakni Karimun dan Kundur di Kepri serta Bangka-Belitung. Di Galeri Peleburan Timah dijelaskan sejarah peleburan logam dari masa ke masa. Peleburan timah pertama di dunia terjadi di Turki pada tahun 1500 SM ketika seseorang mencampurkan tembaga dan timah menjadi perunggu.

Di Bangka sendiri, peleburan timah telah berlangsung mulai abad ke-10. Ruangan ini menjabarkan dengan detail proses peleburan bijih timah di PT Timah dan beberapa sampel timah olahan siap jual.

Dalam Galeri Sarana Prasarana memamerkan foto-foto lama kota Muntok tempo doeloe, termasuk peta kota tua Muntok. Galeri Bung Karno menampilkan foto ketika Bung Karno dan kawan-kawan diasingkan ke Muntok. Termasuk miniatur Wisma Ranggam dan Wisma Menumbing, gedung tempat tokoh-tokoh diasingkan di Muntok.

Bagian paling menarik di museum ini berada di galeri terakhir Galeri Vivian Bullwinkel. Galeri yang seluruh display ditampilkan dalam bahasa Inggris ini khusus dipersembahkan oleh Angkatan Darat Australia untuk mengenang seorang perawat tentara perang yang pernah bekerja di RS Angkatan Darat Australia di Singapura pada perang dunia ke-2, Letnan Perawat Vivian Bullwinkel.

Pada 1942, Singapura dikuasai Jepang. Vivian beserta dua ribu lebih warga sipil, 65 perawat, dan tentara Inggris naik kapal Vyner Brooke menuju Australia. Di selat Bangka, kapalnya dibom Jepang hingga tenggelam.

Vivian dan 21 perawat lainnya lolos dari maut. Setelah terombang-ambing selama 18 jam, mereka berhasil berenang ke pantai dekat mercusuar Tanjung Kalian. Keesokan harinya, tentara Jepang mengetahui keberadaan mereka. Vivian dan kawan-kawan diberondong peluru Jepang. Vivian kembali lolos dari maut karena pura-pura tewas. Ia akhirnya kembali pulang ke Australia, meski sempat ditahan oleh Jepang di Bangka. Tahun 1993, Vivian kembali ke Bangka meresmikan prasasti peringatan Vyner Brooke di tepi pantai Tanjung Kalian.

PT Timah amat menghargai sejarah dengan baik. Museum ini tak hanya bercerita tentang timah semata, tetapi juga sejarah dan budaya Indonesia khususnya di Bangka. Tak hanya tampilan yang bagus dan detail, kilasan sejarah diceritakan amat detail dan runtut. Plus pemandu yang ramah dan mumpuni.

 

Museum Timah Muntok Bangka – Wisata Edukasi

kwisata

turut membahas informasi pariwisata berdasarkan tempat lokasi tujuan wisata-wisata khususnya yang ada di Indonesia, juga info pendukung wisata.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *