Bagi wisatawan yang mencintai sejarah dan budaya, Kampung Cireundeu yang terletak di kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat, dapat menjadi salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi. Satu hal yang menjadi ciri khas dari kampung adat ini ialah makanan pokoknya yang bukan beras seperti masyarakat Indonesia kebanyakan, melainkan singkong.
Wisata Alam Kampung Adat Cireundeu
Masyarakat kampung Cireundeu memiliki wisata alam hutan lindung yang disebut hutan Larangan dan hutan Tutupan yang memiliki spot yang menarik untuk memotret pemandangan kota Bandung.
Spot favorit untuk berfoto ria adalah Batu Cadas Gantung atau sering juga disebut Gajah Langu. Tempat ini dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih satu jam berjalan kaki dari kampung Cireundeu. Dalam perjalanan menuju spot tersebut, pengunjung akan dimanjakan dengan lansekap lahan tanam singkong berdampingan dengan pemandangan alam yang asri. Sesampainya di Batu Cadas Gantung, pengunjung kembali dimanjakan dengan pemandangan hampir 1800 kota Bandung dan sekitarnya.
Namun, ada hutan lindung kampung Cireundeu tidak boleh dimasuki oleh masyarakat umum dalam kondisi apapun, hanya warga adat yang boleh masuk dengan tujuan menjaga kondisi sumber mata air agar tidak rusak. Jika masyarakat umum ingin berkunjung ke hutan Tutupan harus didampingi oleh warga adat. Uniknya lagi, pengunjung tidak boleh mengenakan alas kaki jika mengunjungi Hutan Baladahan yang merupakan salah satu daerah di hutan tutupan tersebut.
Wisata Budaya Kampung Cireundeu
Seperti umumnya kampung adat lainnya, warga kampung Cireundeu sering mengadakan upacara adat pada acara-acara pernikahan, kelahiran, kematian, dan puncaknya pada ritual tahunan yaitu Syura-an atau tahun baru Saka Sunda yang tahun ini jatuh pada bulan Oktober. Acara Upacara Syura-an ini dirayakan sebagai rasa syukur masyarakat adat atas rahmat dari yang Mahakuasa dan biasanya dirayakan secara besar-besaran.
Dari tahun ke tahun berbagai instansi pemerintah, perwakilan kampung adat lain, komunitas, kepala keluarga warga kampung Cireundeu dan masyarakat sekitar turut memberikan sumbangsihnya dalam caranya masing-masing demi mensukseskan acara adat ini.
Syura-an dilangsungkan sehari penuh, ritual dimulai dari pagi hari dengan melakukan “ngajayak” (keliling kampung) dari gerbang desa yang berakhir di balai desa. Sesampainya di balai desa, rombongan disambut dengan iring-iringan musik angklung buncis, gending. Setelah semua rombongan sampai ke balai, sesepuh desa memberikan kata sambutan yang dilanjutkan acara ngurah tumpeng yang berasal dari singkong.
Malam harinya, rombongan kembali melakukan ritual keliling kampung membawa obor. Seusai keliling membawa obor di balai desa kembali diadakan acaraacara pentas seni seperti kidung bumi segandu, jaipongan, pencak silat, karinding, calung,marawis, dan biasanya ditutup dengan penampilan wayang golek.
Lokasi Kampung Cirendeu
Jika sering bepergian ke Bandung mungkin tak asing dengan pintu keluar Tol Baros yang terletak di Tol Padaleunyi. Kampung Cireundeu dapat ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit dari pintu keluar Tol Baros.
Sesampai di gerbang masuk kampung adat terdapat tulisan “Gusti nu ngasih, Alam nu ngasah, Manusa nu ngasuh” yang merupakan slogan yang dipegang teguh oleh warga kampung Cireundeu untuk kepentingan sinergi dengan alam.
Sebaiknya langsung ke rumah Ketua RT atau ke balai desa untuk melapor atau permisi untuk masuk ke kampung tersebut dan ingin izin jika ingin ke tempat wisata alam hutan lindung Kampung Ciruendeu. Warga sekitar kampung cukup ramah dan kooperatif.
Peta Lokasi Kampung Cireundeu, Leuwigajah, Kota Cimahi
Wisata Kampung Adat Cireundeu Cimahi – Kanal Wisata Indonesia
Boleh saya minta bantuan untuk pengesahan situs budaya.mks