Hotel Pelangi Malang: Sejarah Hotel Berusia 163 Tahun

hotel pelangi di malang

Hotel Pelangi, sebuah hotel bersejarah di Kota Malang, memiliki cerita yang panjang hingga berganti nama sebanyak tujuh kali sebelum menjadi seperti sekarang ini. Bangunan ini pertama kali dibangun pada tahun 1860 oleh seorang Belanda bernama Abraham Lapidoth dengan nama “Hotel Lapidoth”.

Sejarah Hotel Pelangi Malang

Ketika masih bernama hotel Lapidoth, gaya bangunan sungguh berbeda dengan yang ada sekarang. Pada masa itu hotel dibangun dengan gaya yang sangat tradisional dan menyerupai pendopo. Pada tahun 1870, nama Hotel Lapidoth berganti menjadi Hotel Malang yang masih dengan arsitektur rumah joglo yang kental dengan tradisi Jawa.

Namun, nama Hotel Malang tak bertahan lama. Sekitar tahun 1900, namanya berganti menjadi Hotel Jensen, yang mana pada saat itu hanya ada dua hotel di Kota Malang, yaitu Hotel Jensen di Kauman dan Hotel Jansen yang terletak di Regentsraat (sekarang Jalan H. Agus Salim Malang). Sayangnya, Hotel Jensen pertama kemudian dihancurkan dan dibangun menjadi pertokoan Mitra dan Gajah Mada Plaza.

Hotel Jensen di belakang pos Polisi (kawasan pertokoan Gajah Mada) kemudian berkembang dan Lapidoth membelinya hingga menjadi Hotel Jensen II. Namun, setelah pemilik Hotel Jensen meninggal, hotel itu dijual dan dijadikan Hotel Palace oleh Pemerintah Hindia-Belanda pada tahun 1915. Namun, pada tahun 1942, ketika Belanda bertekuk lutut kepada tentara Jepang, aset Belanda pun diambil alih, termasuk Hotel Palace, yang kemudian berganti nama menjadi Hotel Asoma.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Hotel Palace yang sempat diambil alih oleh tentara Jepang pun berganti nama menjadi Hotel Merdeka. Hotel ini sempat hancur akibat peristiwa Malang Bumi Hangus, namun kemudian dibeli oleh pribumi pada tahun 1953 dan diberi nama Hotel Pelangi, dengan bangunan dengan luas 600 meter persegi dan bertingkat dua ini berganti nama menjadi Hotel Pelangi, dan masih mempertahankan namanya hingga sekarang.

sejarah hotel pelangi malang

Dengan sejarahnya yang panjang dan pengalaman yang luar biasa, Hotel Pelangi terus eksis sebagai salah satu hotel bersejarah yang menawarkan kenyamanan dan fasilitas modern untuk para tamu yang mengunjungi Kota Malang.


Saat ini, Hotel Pelangi memiliki 75 kamar yang terdiri dari empat tipe kamar, yaitu standart room, superior room, executive deluxe room, dan suite room. Hotel Pelangi juga menawarkan berbagai fasilitas dan layanan, seperti restoran, bar, kolam renang, pusat kebugaran, layanan pijat, dan akses Wi-Fi gratis di seluruh hotel. Cek hotel ini lewat Hotel.co.id Situs cari hotel murah terbaik.

Hotel ini juga terletak strategis di pusat kota Malang, sehingga memudahkan tamu untuk mengeksplorasi berbagai tempat wisata dan kuliner di sekitarnya. Beberapa tempat wisata terkenal di Kota Malang yang dapat dikunjungi antara lain Jalan Ijen, Museum Angkut, Taman Safari Indonesia 2, dan Gunung Bromo.

Selain itu, Hotel Pelangi juga menawarkan paket-paket menginap dan liburan yang menarik, seperti paket honeymoon, paket keluarga, dan paket liburan musiman. Dengan berbagai pilihan paket tersebut, tamu dapat menikmati pengalaman menginap yang menyenangkan dan terasa lebih spesial.

Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas layanan, Hotel Pelangi juga melakukan berbagai renovasi dan pembaruan. Salah satunya adalah renovasi kamar-kamar yang dilakukan pada tahun 2021 untuk memberikan pengalaman menginap yang lebih nyaman dan modern.

Menginap di Hotel Majapahit Surabaya, Berwisata Sambil Menyelami Sejarah Kolonial Indonesia

Dengan sejarahnya yang kaya dan fasilitas yang lengkap, Hotel Pelangi menjadi pilihan yang tepat bagi tamu yang ingin menikmati pengalaman menginap yang berbeda di Kota Malang. Dengan demikian, tidak mengherankan jika hotel ini selalu menjadi salah satu destinasi akomodasi yang populer di kota tersebut.

 

Hotel Pelangi: Sejarah Bangunan Berusia 163 Tahun di Kota Malang

kwisata

turut membahas informasi pariwisata berdasarkan tempat lokasi tujuan wisata-wisata khususnya yang ada di Indonesia, juga info pendukung wisata.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *