Traveling atau melakukan perjalanan wisata merupakan sebuah kegiatan yang tentunya sangat menyenangkan dan mengasyikkan. Banyak manfaat dengan jalan-jalan mulai dari menghilangkan kepenatan hingga mendapatkan berbagai pengalaman baru.
Untuk itu, agar kegiatan traveling tidak terlewatkan begitu saja, ada baiknya merangkai momen tersebut ke dalam sebuah catatan perjalanan. Selain untuk dibaca sendiri, catatan perjalanan yang dibuat dapat di share ke media lain agar bisa dibaca oleh orang lain.
Jika masih bingung bagaimana cara membuat catatan perjalanan, Rahmadiyanti Rusdi, yang akrab disapa Mbak Dee, memberikan langkah-langkah dalam menulis catatan perjalanan yang disampaikan pada workshop penulisan ‘Berbagi Hikmah dengan Catatan Perjalanan’.
Berikut ringkasannya.
Catat hal-hal penting dan unik yang ditemui selama perjalanan. Jadi bawa buku dan alat tulis selama perjalanan karena kalau hanya mengandalkan ingatan saja dan tidak mencatatnya, hal-hal penting dan unik yang kita jumpai mudah hilang begitu saja.
Simpan hal-hal yang berkaitan dengan jalan-jalan yang kita lakukan. Misalnya menyimpan tiket bus, tiket kereta, boarding pass pesawat, dan menu makanan yang kita temui. Hal-hal tersebut bisa kita simpan secara langsung atau kita abadikan dengan kamera kita. Menyimpan hal-hal tersebut sangat diperlukan sebagai sarana untuk mengingat kembali apa yang pernah kita lakukan selama jalan-jalan.
Ambil foto selama jalan-jalan secara detail. Misalnya, foto orang yang sedang beraktivitas, foto tempat yang kita kunjungi atau foto makanan. Foto-foto yang kita ambil akan semakin ‘menghidupkan’ tulisan kita sehingga pembaca seperti melihat secara langsung.
Setelah melakukan traveling, tiba waktunya untuk menulis. Namun sebelum mulai menulis, sebaiknya menentukan topik khusus dan melakukan riset untuk menentukan tulisan yang khusus atau jarang ditulis oleh orang lain agar lebih menarik.
Jangan lupa, catatan perjalanan tersebut ditujukan kepada siapa atau segmen pembaca tulisan kita. Hal ini perlu dilakukan jika kita ingin mengirimkan catatan perjalanan ke media massa. Setelah itu, sebaiknya kita juga ‘meraba’ bagaimana karakter pembaca. Karakter pembaca majalah wanita tentu berbeda dengan karakter pembaca koran. Oleh karena itu, kita perlu menyesuaikan tulisan kita dengan segmen dan karakter pembaca.
Terakhir, berusahalah mencari benang merah dari catatan perjalanan kita. Galilah hal-hal bermakna yang kita dapat selama perjalanan dan tuangkanlah dalam tulisan.