Kalau kalian menjalankan bisnis online, startup, atau proyek digital di Indonesia, pasti tahu betapa pentingnya punya layanan cloud yang cepat, stabil, dan efisien. Tapi sering muncul pertanyaan menarik: lebih bagus mana, pakai penyedia global seperti OVH Cloud atau penyedia lokal seperti Nevacloud?
Kedua nama ini sama-sama populer. OVH Cloud berasal dari Prancis dengan infrastruktur global besar, sementara Nevacloud adalah pemain lokal yang semakin digandrungi karena performanya di jaringan Indonesia. Nah, kali ini kita akan bahas dari tiga aspek utama: biaya, uptime, dan kecepatan akses lokal vs Eropa. Yuk, kita bedah bareng!
Harga: Stabil dan Masuk Akal Itu Penting
Kita mulai dari hal yang paling sensitif — harga. Untuk pelaku bisnis di Indonesia, perbedaan mata uang dan biaya tersembunyi bisa bikin pengeluaran membengkak. Nevacloud menawarkan sistem harga dalam rupiah. Simpel, transparan, dan bisa dibayar lewat metode lokal seperti transfer bank, e-wallet, atau virtual account. Tanpa biaya konversi, tanpa kejutan di akhir bulan.
Sementara itu, OVH Cloud menetapkan harga dalam euro. Buat pengguna di Indonesia, artinya harga bisa berubah tergantung nilai tukar. Ditambah lagi, metode pembayarannya pakai kartu kredit internasional, yang nggak semua orang punya. Dari sisi value for money, Nevacloud jelas unggul. Dengan harga yang lebih stabil dan layanan yang nggak kalah performanya, bisnis kalian bisa hemat tanpa mengorbankan kualitas. Kalau kalian cari vps indonesia dengan biaya tetap dan performa optimal, model pricing seperti Nevacloud ini terasa jauh lebih ramah buat cash flow bisnis lokal.
Uptime: Nggak Sekadar Online, Tapi Konsisten
Kita semua tahu, downtime itu mimpi buruk. Satu jam server mati aja bisa bikin pelanggan kabur atau transaksi gagal. Jadi, uptime bukan cuma angka — tapi faktor penting dalam reputasi bisnis. Nevacloud punya data center di Indonesia yang langsung terhubung dengan jaringan lokal. Artinya, latency rendah dan uptime stabil karena tidak tergantung jalur internasional. Kalau pun ada gangguan, tim support-nya siap bantu dengan cepat — pakai Bahasa Indonesia pula.
Sementara OVH Cloud juga terkenal stabil, tapi karena servernya jauh di Eropa, uptime-nya sangat bergantung pada koneksi lintas benua. Kalau terjadi gangguan jaringan internasional (yang jujur aja, kadang masih sering di Asia Tenggara), efeknya bisa langsung terasa di performa website kalian. Buat bisnis yang target pasarnya Indonesia, jelas lebih aman punya server di sini — dekat, cepat, dan mudah dijangkau.
Kecepatan Akses: Jarak Menentukan Hasil
Sekarang bayangkan kalian buka website toko online dari Jakarta, tapi servernya ada di Prancis. Data harus “terbang” ribuan kilometer lewat berbagai jalur internet internasional dulu. Wajar kalau loading-nya lebih lambat. Di sinilah Nevacloud menang telak. Dengan data center di Jakarta, latency bisa di bawah 10ms — super cepat untuk pengguna lokal. Sementara server OVH Cloud di Eropa bisa punya latency lebih dari 200ms ke Indonesia.
Angkanya mungkin terlihat kecil, tapi dalam dunia digital, beda sepersekian detik bisa menentukan pengalaman pengguna. Loading cepat bikin pengunjung betah, sedangkan delay bikin mereka pindah ke pesaing. Apalagi buat bisnis e-commerce, aplikasi SaaS, atau platform yang butuh interaksi real-time — kecepatan ini bukan lagi kemewahan, tapi kebutuhan.
Bandwidth dan Stabilitas Jaringan
Selain kecepatan, bandwidth juga berpengaruh besar terhadap performa. Nevacloud punya peering langsung dengan berbagai ISP besar di Indonesia, jadi akses antarjaringan lebih cepat dan stabil. Pengguna dari berbagai daerah — bahkan luar Jawa — tetap bisa menikmati koneksi lancar tanpa bottleneck.
Sementara OVH Cloud memang menyediakan bandwidth besar, tapi rutenya tetap melalui jalur internasional. Semakin panjang rute, semakin besar potensi latency dan gangguan. Jadi buat trafik yang mayoritas berasal dari Indonesia, koneksi lokal seperti milik Nevacloud jauh lebih efisien dan konsisten.
Support Lokal: Cepat dan Dekat
Teman-teman pasti tahu gimana repotnya kalau lagi butuh bantuan teknis tapi harus nunggu respon dari tim luar negeri. Nevacloud unggul karena punya dukungan pelanggan berbahasa Indonesia yang responsif lewat chat, email, bahkan WhatsApp. Timnya aktif bantu, bukan cuma kasih template jawaban.
Sedangkan OVH Cloud, meski punya dokumentasi teknis lengkap, support-nya berbasis tiket dan berbahasa Inggris. Respon cepat sih, tapi tetap terasa “jauh” buat pengguna lokal yang pengin penyelesaian instan.
Kadang, yang bikin nyaman bukan cuma teknologinya, tapi juga human touch dari support yang paham konteks kita sebagai pengguna di Indonesia.
Pilih yang Dekat, Cepat, dan Efisien
Kalau target bisnis kalian adalah pasar Indonesia, Nevacloud jelas jadi pilihan paling efisien dibanding OVH Cloud. Biayanya stabil dalam rupiah, kecepatan aksesnya jauh lebih tinggi di jaringan lokal, dan dukungan teknisnya responsif serta mudah dihubungi. Sementara OVH Cloud memang hebat untuk proyek global, tapi untuk kebutuhan lokal — jarak, latency, dan biaya konversi bisa jadi hambatan.
Jadi, Teman-teman, sebelum memilih layanan cloud, coba pikir lagi: apa kalian butuh yang global tapi jauh, atau yang lokal, cepat, dan efisien? Untuk bisnis yang ingin berkembang pesat di Indonesia, Nevacloud bukan sekadar alternatif — tapi solusi yang benar-benar relevan dan menguntungkan.
