Arung Jeram di Sungai Citarik Sukabumi

Sukabumi terletak di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango, dengan ketinggian 584 meter dpl, dan suhu udara yang sejuk maksimum 29 derajat celcius dengan alamnya yang menawan. Topografi wilayah Sukabumi yang dikelilingi pegunungan ini membuat potensi sungai meliuk-liuk seperti sungai Citatih dan Citarik yang sangat cocok dijadikan arena rafting. Rafting atau arung jeram merupakan kegiatan mengarungi jeram-jeram sungai yang sangat menantang.

Suasana hijau, jalan yang meliuk-liuk, landscape pegunungan, hamparan hutan, perkebunan teh, serta perkebunan sawit merupakan pemandangan menakjubkan menuju Cikidang, lokasi operator penyelenggara rafting sungai Citarik.

Jeram di Sungai Citarik Sukabumi

Sepanjang 9 kilometer pengarungan sungai Citarik, ada sejumlah jeram yang nama-namanya sudah cukup dikenal. Jeram-jeram itu diberi nama berdasarkan kejadian yang pernah dialami di tempat itu. Jeram pertama adalah “Jeram TVRI”. Kenapa dinamakan demikian, karena di jeram inilah seorang kameramen TVRI yang sedang berarung jeram sempat jatuh pingsan.

Tidak jauh dari “Jeram TVRI”, ada “Jeram Golden Gate”. Di sebelah kiri dan kanan jeram ini terdapat dua buah batu besar menyerupai gerbang atau “gate”. Untuk melintas jeram yang berada di tengahnya cukup sulit lantaran ruang yang tersedia sangat sempit. Kabarnya, tidak sedikit perahu yang hampir terbalik di sini. Di kalangan juru mudi, yang dengan lancar membawa tamu melintas jeram ini diberi “poin emas”.

Jeram berikutnya adalah “Jeram Zig-zag”. Kondisi jeram di sini mengharuskan juru mudi harus mengendalikan perahunya dengan cara “zig-zag”. Biasanya, saat melewati jeram ini juru mudi akan membuat atraksi perahu “dipentokkan” ke batu.


Ada pula “Jeram Jumping Jack Flash”. Di masa awal pengarungan Sungai Citarik, perahu yang melewati jeram ini, juru mudinya selalu terlempar atau “jumping” ke arah depan melewati perahu. Dari kejadian itu, setiap juru mudi pasti akan masuk ke perahu atau berpegangan kencang kalau melewati jeram ini. Dan tidak sedikit peserta maupun instruktur yang terlempar ke dalam sungai. Setelah itu, baru “Jeram Walk Away”, tempat dimana perahu kami sempat stuck di batu.

Tak kalah seru adalah “Jeram Big Z” dan “Jeram Panjang”. Jeram Big Z, karena bentuk alur sungainya seperti huruf “Z” berukuran besar. Karena bentuknya seperti huruf Z itulah, pada saat menikung di jeram ini, perahu selalu terbentur dinding-dinding batuan yang berada di tepi sungai.

Sebenarnya, selain keliaran dan keganasan arus Citarik, ada pesona yang tidak terekspos yaitu suasana sekeliling pinggir sungai. Melihat keindahan tebing-tebing yang ditumbuhi pepohonan bambu dan pohon-pohon besar meskipun tidak sebagus Hidden Canyon Beji Guwang Sukawati.

Di sungai ini pun kita bisa melihat biawak berenang dan bahkan ada yang sedang berjemur di atas batu yang berlumut. Tidak jarang kita juga bisa menyaksikan penduduk sekitar mencuci pakaian.

Kepakan sayap dan kicauan burung-burung semakin menambah eksotik sungai Citarik. Belum lagi suara-suara hewan liar lainnya yang dipadu dengan suara gemuruh riak air, semakin menambah harmoni alam Citarik. Sayang, para rafter jarang memperhatikannya karena asyik dengan sensasi keganasan Citarik.

 

Arung Jeram di Sungai Citarik Sukabumi

kwisata

turut membahas informasi pariwisata berdasarkan tempat lokasi tujuan wisata-wisata khususnya yang ada di Indonesia, juga info pendukung wisata.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *