Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Menyusuri jejak sejarah pengasingan Bung Karno di Ende, Pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia tentunya harus dimulai dari tempat tinggal Bung Karno. Situs Bekas Rumah Pengasingan Bung Karno terletak di  jalan Perwira Kota Ende, berada diantara rumah-rumah penduduk yang cukup rapat. Meskipun sebuah rumah yang sangat sederhana tersebut, akan tetapi rumah tersebut masih terawat dengan baik.

Rumah Pengasingan Bung Karno

Konon dahulu rumah tersebut milik H. Abdullah Ambuwaru yang kemudian dikontrak oleh Bung Karno. Luas bangunannya 9 x 18 m², memiliki tiga kamar yang berderet di sisi kanannya. Satu kamar tidur untuk Bung Karno, satu kamar untuk istri pertamanya Inggit Garnasih bersama Ibu mertuanya Amsih, dan satu kamar lagi untuk ruang tamu. Selain itu, terdapat kamar mandi dan dapur serta sebuah sumur tua di halaman belakang rumah yang airnya masih ada hingga saat ini.

Rumah sederhana yang beratap seng, bercat putih dengan jendela dan pintu kayu warna kuning serta hiasan bergaris hijau tersebut telah menjadi saksi bisu perjalan bangsa Indonesia dalam menggapai kemerdekaannya. Dari tampilan luar, rumahn tersebut tidak terlalu besar dan halamannya juga tidak terlalu luas. Namun secara keseluruhan, tampak asri dan masih menyisakan rimbunan pohon di samping rumah.

Selama 4 tahun, sejak sejak tanggal 14 Januari 1934 hingga tahun 1938, Bung Karno dan keluarga menempati rumah tersebut, dan hingga saat ini rumah tersebut tidak banyak berubah dari bentuk aslinya yang dibangun pada tahun 1927, kecuali atapnya saja diganti karena bocor.

Di ruang tamunya terdapat kursi rotan dan satu meja bundar yang biasa Bung Karno gunakan untuk menjamu tamunya. Di dinding rumah tergantung lukisan sosok Soekarno karya Affandi yang mulai pudar. Ada pula lukisan Pura Bali yang dibuat Bung Karno tahun 1935. Beberapa foto Bung Karno bersama keluarga dan teman-temannya terpajang juga.

Di sebuah lemari kaca ada dua tongkat kayu berkepala kera yang biasa dibawa Bung Karno. Tongkat tersebut digunakan Bung Karno apabila bertemu dengan Pemerintah Hindia Belanda. Bung Karno tidak membalas hormat penguasa Hindia Belanda dengan anggukan tetapi dengan mengarahkan tongkatnya yang berkepala kera. Cara ini sebagai simbol bahwa sifat penjajah hanya bisa dihargai oleh binatang dan tidak oleh sesama manusia.

Dalam lemari kaca juga tersimpan naskah tonil karya Bung Karno dalam map berwarna oranye. Selama di Ende, Bung Karno menghasilkan 13 naskah tonil, diantaranya adalah: “Dokter Setan”, “Aero Dinamik”, “Jula Gubi”, dan “Siang Hai Rumbai”. “Rahasia Kelimutu”, “Tahun 1945”, “Nggera Ende”, “Amuk”, “Rendo”, “Kutkutbi”, “Maha Iblis”, dan “Anak Jadah”. Naskah-naskah tonil tersebut digunakan Bung Karno untuk mengobarkan semangat rakyat merebut kemerdekaan.


Dan sejak tahun 1954 rumah ini resmi menjadi museum yang sebelumnya yaitu pada tahun 1952 dijadikan kantor Sosial darah Flores dan tempat bersidang DPRD Flores. Untuk tetap menjaga kelestarian dari Situs tersebut, pemerintah melindungi Situs itu dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.

Pohon Pancasila

Tidak jauh dari rumah pengasingan Bung Karno, ada sebuah pohon Sukun yang memiliki jumlah batang lima. Pohon yang berada di lapangan Pancasila (dahulu namanya lapangan Perse) serta menghadap ke laut itu, Bung Karno sering duduk di bawahnya. Konon, sambil mengamati daun sukun yang bergigi lima serta memiliki jumlah cabang lima pula, Bung Karno menemukan inspirasi dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila.

Pohon Pancasila

Hingga saat ini orang disekitar menganggap pohon sukun tersebut sebagai pohon keramat atau dikenal pohon Pancasila. Pemikiran Bung Karno di Ende sudah meliputi semua sila Pancasila. Saat itu, Bung Karno menyebut sebagai Lima Butir Mutiara. Tidaklah salah apabila Ende disebut sebagai Rahim Pancasila. Ende telah memberi pengaruh besar bagi Bung Karno, terutama kerukunan hidup antar umat beragama di Ende.

Sebagai penanda bahwa tempat tersebut merupakan tempat yang bersejarah, pemerintah membangun patung Bung Karno yang sedang duduk dibawah pohon sukun dan menghadap ke laut. Patung tersebut seolah menggambarkan perenungan Bung Karno tentang dasar Negara Republik Indonesia atau yang dikenal Pancasila. Jadi tempat ini ‘wajib’ dikunjungi apabila berwisata ke Ende.

Lokasi Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende Nusa Tenggara Timur

 

Rumah Pengasingan Bung Karno Ende – Wisata Indonesia

kwisata

turut membahas informasi pariwisata berdasarkan tempat lokasi tujuan wisata-wisata khususnya yang ada di Indonesia, juga info pendukung wisata.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *