Pulau Alor, Keindahan Alam dan Budaya

Mengunjungi Pulau Alor di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ibarat kembali ke masa lalu. Semuanya terkesan unik dan antik. Apa yang dijumpai di Alor membawa kesan tersendiri dan mendalam. Indonesia tentunya harus berbangga karena memiliki Alor yang begitu indah alamnya dan kaya akan budaya serta adat tradisi. Masyarakatnya pun masih menjunjung kearifan lokal warisan nenek moyang mereka.

Wisata Alam Pulau Alor

Saat tiba di bandara Mali, Alor kita akan disuguhi tari penyambutan. Tarian tersebut merupakan kekayaan budaya yang dimiliki Alor. Dalam tarian tersebut wisatawan yang datang akan diberikan kain selempang/selendang yang ditenun oleh perempuan-perempuan Alor. Kerajinan tenun bagi perempuan Alor adalah sebuah simbol eksistensi kedewasaannya. Makanya di Alor, perempuan dan tenun seperti dua sisi mata uang, satu sama lain tidak bisa dipisahkan.

Tidak jauh dari bandara Mali, obyek wisata yang indah dan mempesona sudah menanti, pantai Mali. Pantai yang masih asri dan alami layak dijadikan persinggahan pertama perjalanan wisata. Pantai pasir putih dengan air laut tenang ini mampu mengendurkan otot-otot yang tegang sehabis perjalanan yang melelahkan apalagi menikmatinya sambil makan jagung rebus atau bakar khas Alor. Selain itu, wisatawan juga akan disuguhkan pertunjukan seni tradisional seperti tari Lego-lego.

Dalam tari Lego-lego, wisatawan diajak menari bersama sambil mengelilingkan sebuah tambur yang digendang. Bagi masyarakat Alot tari Lego-lego juga melambangkan kekuatan, persatuan, dan persaudaraan. Sebuah pengalaman yang sulit untuk dilupakan.

Alor tidak hanya kaya akan tradisi dan indah di atas lautan, konon alam bawah lautnya jauh lebih indah. Tercatat, ada 26 titik diving yang memesona wisatawan di sana. Ke-26 titik diving itu yaitu, Half Moon Bay, Peter’s Prize, Crocodile Rook, Cave Point, The Edge, Coral Clitts, Baeylon, The Arch, Fallt Line, The Pacth, Nite Delht, Kal’s Dream, The Ball, Trip Top, The Mlai Hall, No Man’s Land, The Chatedral, School’s Ut, dan Shark Close.

Titik diving yang terakhir ini sangat menarik karena merupakan kumpulan ikan hiu dasar laut yang sangat bersahabat dengan para diver. Keindahan bawah laut yang terdapat di Alor Besar, Alor Kecil, Dulolong, Pulau Buaya, Pulau Kepa, Pulau Ternate, Pulau Pantar, dan Pulau Pura juga mengundang decak kagum para diver professional. Bahkan, para diver kelas dunia mengakui, bahwa kawasan taman laut Alor merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

Wisata Budaya Pulau Alor

Hal menarik lainya yang terdapat di Alor adalah keberadaan kampung-kampung adat atau tradisional. Kampung tradisional tersebut dapat menjadi tujuan wisata alternatif, khususnya wisata budaya. Wisata budaya ini cukup dikenal oleh wisatawan mancanegara (Wisman). Ini setidak-tidaknya terukur dari banyaknya Wisman yang datang ke Alor dan menanyakan keberadaan wisata budaya Alor.

Wisata Budaya Pulau Alor


Sebut saja, perkampungan tradisional Takpala di Kecamatan Alor Tengah Utara. Perkampungan ini memiliki perumahan dan tradisi adat yang khas, seperti upacara belanga moko, pernikahan tradisional dan tarian lego-lego. Begitu pun perkampungan tradisional Mombang, sekitar tujuh kilometer dari Kota Kalabahi, Kabupaten Alor. Kampung ini juga memiliki tradisi spesifik dalam cara membangun rumah, tari-tarian, sistem pernikahan ditambah dengan kondisi alam yang indah.

Wisata budaya lainnya dapat dinikmati di Kampung tradisional Bampalola, Kecamatan Alor Barat Laut (ABAL). Di kampung ini terdapat rumah adat lakatuil dengan berbagai ornamen upacara makan baru padi ala baloil yang mengandung sejumlah makna dan berbagai atraksi budaya lokal.

Begitu pun di Desa Alor Kecil dan Alor Besar di Kecamatan ABAL. Di kampung ini terdapat sunatan adat, pernikahan adat, tarian dan lego-lego. Di sana ada juga Al Quran tua yang terbuat dari kulit kayu. Diperkirakan Al-Qur’an tersebut merupakan Al Qur’an tertua di Indonesia maupun di Asia Tenggara yang berumur kurang lebih 800 tahun. Di kampung ini, pada waktu tertentu terdapat arus dingin, yang mengakibatkan banyak ikan naik ke permukaan air.

Ada juga kampung tradisional Lembur. Di Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, tepatnya di sebuah bukit dengan ketinggian kira-kira 450 meter dari permukaan laut, di areal seluas 5 hektare, terdapat sebuah mezbah lama peninggalan leluhur Lembur.

Dari atas bukit itu pula, para pengunjung juga akan menikmati pemandangan panorama alam dan laut Teluk Kenari yang indah, sambil mencicipi makanan tradisional yang disiapkan oleh kelompok Sadar Wisata Budaya Lembur.

Lokasi dan Akses Ke Pulau Alor

Alor merupakan salah satu dari 22 kabupaten/kota di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Terletak di antara Laut Flores (batas utara), Selat Ombay (batas selatan), Selat Wetar (batas timur) dan Selat Lomblen (batas barat). Negeri 15 Pulau ini memiliki luas wilayah, daratan 2.864,64 kilometer persegi (Km2) dan perairan 10.973,62 Km2.

Kalau selama ini orang menganggap Alor sebagai daerah terisolasi, mungkin karena akses transportasinya yang sulit, terutama dari Kupang, ibu kota Propinsi NTT. Tapi itu dulu. Sekarang akses transportasi ke Alor sudah semakin lancar.

Mengunjungi Alor saat ini tidaklah sulit, sebab pesawat yang menuju Alor yang tadinya dari Kupang-Alor hanya 3 kali dalam seminggu kini berkembang menjadi setiap hari. Bahkan salah satu maskapai penerbangan yang melayani rute ke Alor terkoneksi langsung dari Surabaya dan Jakarta. Bagi yang suka menempuh perjalanan lewat air ada layanan kapal fery dari Kupang-Alor 2 kali dalam seminggu.

 

Keindahan Alam dan Budaya Pulau Alor

kwisata

turut membahas informasi pariwisata berdasarkan tempat lokasi tujuan wisata-wisata khususnya yang ada di Indonesia, juga info pendukung wisata.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *